Di negara
industri penyakit stroke umumnya merupakan penyebab kematian nomor tiga pada
kelompok usia lanjut, setelah penyakit jantung dan kanker. Namun, stroke paling
banyak menyebabkan orang cacat pada kelompok usia diatas 45 tahun. Banyak
penderitanya yang cacat, menjadi invalid, tidak mampu lagi mencari nafkah
seperti sediakala, menjadi tergantung kepada orang lain, dan tidak jarang
menjadi beban bagi keluarganya. Beban ini dapat berupa beban tenaga, beban
perasaan dan beban ekonomi.
Stroke dapat terjadi pada setiap
usia, dari bayi baru lahir sampai pada usia sangat lanjut. Namun, angka
kejadian stroke maningkat dengan bertambahnya usia. Makin tinggi usia makin
banyak kemungkinannya untuk terkena serangan stroke.
Diseluruh
dunia stroke merupakan penyakit yang terutama mengenai populasi usia lanjut.
Insidens pada usia 75 – 84 tahun sekitar 10 kali dari populasi berusia 55 – 64
tahun. Di Inggris stroke merupakan penyakit ke 2 setelah infark miokard akut
sebagai penyebab kematian utama, sedangkan di Amerika stroke masih merupakan
penyebab kematian ke-3. Total biaya yang diperlukan untuk penatalaksanaan 1
(satu) kasus stroke diperkirakan US $ 80.000-100.000. Dengan makin meningkatnya
upaya pencegahan terhadap penyakit hipertensi, diabetes melitus dan gangguan
lipid, insidens stroke di negara-negara maju makin menurun. Di Perancis stroke
disebut sebagai serangan otak (attaque cerebrale) yang menunjukkan analogi
kedekatan stroke dengan serangan jantung.
Prevalensi stroke di Indonesia ditemukan
sebesar 8,3 per 1000 penduduk serta yang telah didiagnosis oleh tenaga
kesehatan adalah 6 per 1000 penduduk. Hal ini menunjukkan sekitar 72,3% kasus
stroke di masyarakat telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan. Prevalensi stroke
tertinggi dijumpai di NAD (16,6%) dan terendah di Papua (3,8%).